Langit biru yang terlihat sejuk kini
mendidih
Jutaan
debu pun berlari menghempas tubuhku
membawaku
terjerembab
Masuk ke
dalam jeritan Batinku
Seolah hanya
untaian rasa
Yang dapat
kupertahankan saat ini
Rona bahagiaku sirna
seketika
Mulai mengumbar luka perih dalam dada
Ketika
kedatangannya memang tak ku inginkan
Kemudian merobek nada
bahagiaku
Dan menggantinya dengan
tetesan pedih di mata
Hadirnya memang menyakitkan
Namunku
percaya sebuah rzsa dibalik perih
Masih
tersimpan suatu isyarat
Isyarat raga kan tertawa setelahnyaTapiiiii....
Perih
memang tak dapat kusembunyikan
Meski
sesaat merajai pedih
Ia memberi
sepercik makna
Beranjak
dalam seberkas harapan yang harus kulupakan
Walau
masih terselip bayanganmu yang melekat dalam pikiranku
Tpi....
Aku harus
bijak dari ego yang merasukki batinku
Mencoba
tuk melenyapkan rasa itu
Lalu
menutup perihku dengan sebuah senyuman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar